Ini yang Dilakukan Dinas P3AP2KB Kabupaten Natuna untuk Menekan Angka Stunting - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Ini yang Dilakukan Dinas P3AP2KB Kabupaten Natuna untuk Menekan Angka Stunting

Ini yang Dilakukan Dinas P3AP2KB Kabupaten Natuna untuk Menekan Angka Stunting
Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Natuna, Sri Riawati, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya. (Fhoto: Bernard S/Infokepri.com)

By  Bernard.S

NATUNA, Infokepri.com - Stunting menjadi momok mengerikan karena tidak hanya tinggi badan kurang dari standar saja, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan otak dan penyakit kronis.

Dalam mencegah stunting, diperlukan usaha kolektif dari berbagai pihak. Dimulai dari peran keluarga hingga pemerintah, bahkan sejak janin berada di kandungan, ibu hamil sudah harus memulai usaha untuk mencegah stunting untuk bayinya yang akan lahir kelak.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Natuna, Sri Riawati, saat dikonfirmasi Media Infokepri.com di Ruang kerjanya, Komplek Masjid Agung Natuna Gerbang Utaraku (NGU) pada Senin (03/02/2025).

Sri Riawati mengatakan, stunting membawa banyak dampak negatif bagi tumbuh kembang anak. Mereka tidak hanya memiliki postur tubuh yang lebih pendek, tetapi juga mengalami keterlambatan dalam berbagai aspek perkembangan.



Ia menjelaskan, penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi yang diperoleh oleh balita sejak awal masa emas kehidupan pertama, dimulai dari dalam kandungan (9 bulan 10 hari) sampai dengan usia dua tahun. Stunting akan terlihat pada anak saat menginjak usia dua tahun, yang mana tinggi rata-rata anak kurang dari anak seusianya.

"Selain asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, penyebab utama stunting adalah pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita," ungkapnya.

Jika stunting tidak segera diatasi hal ini tentunya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM di masa yang akan datang.

Untuk itu, ujar Sri Riawati, upaya penurunan stunting tidak hanya dilakukan oleh kementerian kesehatan saja, tetapi diharapkan bisa dilakukan oleh semua pihak, baik itu pemerintah desa, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. 

"Dengan adanya sinergi dan kerja sama di berbagai sektor pemerintahan diharapkan bisa menurunkan angka stunting di Indonesia, khususnya Kabupaten Natuna," ucapnya.

"Karena berdampak mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak, maka masalah stunting penting untuk diselesaikan hingga tuntas," pungkasnya. 

Lebih lanjut Sri Riawati menyampaikan, dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Natuna, melalui Dinas P3AP2KB Kabupaten Natuna telah fokus pada upaya pencegahan dan penanganan stunting. 

Beberapa langkah kunci yang telah diambil untuk mencapai kesuksesan ini meliputi : Meningkatkan cakupan pelayanan Posyandu, kampanye minum obat tablet tambah darah bagi remaja putri, meningkatkan kampanye ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan bagi penderita gizi buruk, pemeriksaan anemia bagi ibu hamil dan pemberian tablet tambah darah.

Keberhasilan Kabupaten Natuna dalam menekan prevalensi stunting tidak hanya merupakan prestasi lokal, tetapi juga menjadi contoh inspiratif bagi daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. 

"Langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Natuna membuktikan bahwa dengan komitmen yang kuat, kerja keras, dan kolaborasi yang baik, masalah serius seperti stunting dapat diatasi, memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak," pungkasnya. (Nard)

Editor : P Sipayung

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel