Mengganggu dan Meresahkan Warga, Keberadaan Pengepul Barang Bekas di Batu Aji Batam
Kamis, 12 Desember 2024
Lokasi Aktifitas Pengepul Barang Bekas (foto by ist/infokepri) |
BATAM, Infokepri.com - Warga RT 009, RW 26 mengeluh dan resah hingga meradang adanya tempat pengepul barang bekas yang berada, di Jalan Brigjen Katamso, Komplek Ruko kelurahan Buliang, Batu Aji - Batam.
Lokasi tempat pengepul barang bekas tersebut sangat mengganggu masyarakat setempat, karena adanya aktifitas (memisahkan antara kotak bekas kardus botol plastik, besi tua, dll), selain merusak pemandangan dan menimbulkan bau busuk, juga mendatangkan lalat hingga nyamuk ke tempat usaha dan rumah warga.
Salah satu warga yang berusaha di dekat pengepul barang bekas. "Gimana tak terganggu bang kalau siang banyak lalat dan kalau malam banyak nyamuk," kata Pj, yang nama lengkapnya tak ingin di disebutkan, (11/12).
Lanjutnya, kalau keadaan begini terus menerus, bisa mengganggu usaha, karena pelanggan berkurang lama kelamaan.
"Kita tak melarang dia untuk berusaha tapi tolong di pikirkan juga kami warga di sekitarnya yang mengais rejeki juga, jangan enak dia tak enak di kita," tegasnya.
Di tempat yang sama, warga yang bermukim/tinggal di sekitar tempat pengepul barang bekas tersebut.
“Kami merasa terganggu, lantaran aktivitas pengepul barang bekas tersebut tidak kenal waktu dan berisik. Komplek kami sekarang menjadi kumuh. Seperti tempat pembuangan sampah,” kata Sh yang juga nama lengkapnya tak ingin disebutkan.
Pengepul Barang Bekas |
Lanjutnya, banyak terdapat botol plastik berisi air, akan menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti (peneybab DBD) yang bisa mendatangkan penyakit bagi warga sekitar.
"Kami merasa terganggu dan kesehatan kami juga terganggu. Terkadang mereka bakar kabel, asap dari pembakaran masuk ke rumah kami. Sehingga kami sesak,” katanya.
Lanjutnya lagi, mobil angkutan barang bekas menghalangi jalan saat bongkar muat, dan begitu juga barang bekas yang dikumpulkan memakan jalan.
“Kadang mobil angkutan barang bekas itu, terparkir di tepi jalan. Sehingga menyulitkan warga untuk melintas di gang kami ini,” tutupnya. Yang akan membuat kesepakatan bersama, untuk membubuhkan tanda tangan sebagai tanda keberatan dan menolak akan kegiatan usaha tersebut.
Menanggapi keluhanan warga, Koordinator Barang Bekas, A menjelaskan bahwa kemarin memang ada bekas kaleng susu, sehingga mendatangkan lalat, dan itupun sekarang sudah tidak diambil/kumpul lagi.
"Untuk kaleng susu dan bekas oli kita sudah tidak terima lagi dan sekarang sudah tidak ada lalat," katanya yang juga tak ingin nama lengkapnya disebutkan.
"Barang barang ini akan di angkut di hari Jumat sampai Minggu, karena Senin sampai Kamis kita mengumpulkan. Kita dalam berusaha besi tua ini menjaga juga supaya warga tetangga tidak komplain," pungkasnya. (*)
Editor : Andi P