Penanganan Kasus Nyamuk Malaria, Ini kata Dinkes Tanjung Pinang
Selasa, 22 Oktober 2024
Kegiatan Pertemuan FOV Malaria 2024 (foto by ist/infokepri) |
TANJUNG PINANG, Infokepri.com - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes Dalduk dan KB) Kota Tanjung Pinang menggelar Pertemuan Field Oversight Visit (FOV) Malaria Tahun 2024, di ruang rapat kantor Dinkes Tanjung Pinang. Selasa (22/10/2024)
Pertemuan ini dihadiri Tim Technical Oversight Group (TWG) Malaria dan Country Coordinating Mechanism (CCM) Indonesia, serta stakeholder terkait.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemko Tanjung Pinang, Thamrin Dahlan, menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor dalam mempertahankan eliminasi malaria di Tanjung Pinang.
“Indonesia berkomitmen mencapai eliminasi malaria secara nasional pada 2030, dan Tanjung Pinang telah meraih eliminasi malaria sejak 2014," katanya.
Lanjutnya, mempertahankan status eliminasi malaria bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan. Dukungan dana desa, pembangunan pariwisata ramah lingkungan, serta pengawasan terhadap wisatawan domestik dan mancanegara merupakan faktor penting dalam upaya ini.
“Saya berharap pertemuan ini dapat menghasilkan rekomendasi yang memperkuat upaya eliminasi malaria di kota Tanjung Pinang ke depannya," katanya.
Kepala Dinkes Dalduk dan KB Kota Tanjung Pinang, Rustam, mengatakan kota Tanjung Pinang mengalami peningkatan jumlah kasus malaria dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2022, tercatat nol kasus malaria.
Namun pada 2023, muncul 9 kasus di Pulau Dompak, dan pada 2024 terjadi lonjakan sebanyak 237 kasus di Kampung Bugis, dengan 216, diantaranya merupakan kasus indigenous dan 21 kasus relaps atau impor. Seluruh kasus tersebut, telah berhasil ditangani dengan baik.
Peningkatan kasus terjadi pada minggu ketiga bulan Mei dan dapat dituntaskan pada akhir bulan Juni 2024. “Jadi hanya memerlukan waktu sekitar 40 hari. Sejak minggu ketiga bulan September 2024 tidak ditemukan lagi kasus Malaria di kota Tanjung Pinang,” jelasnya.
Lanjutnya, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menanggulangi malaria, dinkes telah melaksanakan berbagai langkah strategis.Di antaranya, penyelidikan epidemiologi melalui survei kontak untuk mengidentifikasi luas penularan dan faktor risiko lingkungan, serta pemeriksaan darah massal dan skrining malaria secara door to door.
Upaya pencegahan juga dilakukan, seperti penyemprotan dinding rumah dengan insektisida, fogging, dan pemberantasan sarang nyamuk.
“Kami aktif melaksanakan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat serta memastikan pencatatan dan pelaporan yang baik melalui sistem e-SISMAL,” katanya.
Lanjutnya lagi, kolaborasi dengan berbagai stakeholder sangat penting untuk mempertahankan status eliminasi malaria di kota Tanjung Pinang.
“Dalam pertemuan FOV ini, evaluasi kinerja program malaria dapat dilakukan, dan rencana kerja terkait program malaria di Kota Tanjung Pinang dapat disusun dengan baik." Tutupnya.
Pada kegiatan, Ketua Tim FOV, dr. Ferdinand J. Laihad mengapresiasi kecepatan Pemko dalam menangani lonjakan kasus yang berhasil diselesaikan hanya dalam waktu sekitar 40 hari. (*)
Editor : Andi P