Bangun Lapas Kelas 2B di Natuna, Buat Napi Bandel dan Atasi Over Kapasitas
Selasa, 03 September 2024
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kakanwil Kepri, Dannie Firmansyah (foto by ist/infokepri) |
BATAM, Infokepri.com - Direktorat Jenderal (Dirjen) Kemenkumham RI sudah menyetujui dan akan menurunkan anggaran untuk pematangan lahan pembangunan Lapas Kelas 2 B Natuna, pada tahun 2025 mendatang.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kakanwil Kepri, Dannie Firmansyah menyampaikan bahwa Dirjen Kemenkumham RI sudah menyetujui bahwa Lapas akan dibangun di Natuna. Dan masuk ke Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN).
Untuk itu, nantinya bangunan Lapas akan dibangun dengan konsep maximum security. Yang artinya, para narapidana yang bandel- bandel akan dikirim naik kapal ke Lapas Natuna, dari pada ke Lapas Nusakambangan.
"Nantinya napi yang bandel akan kita kirim naik kapal ke sana (Lapas Natuna, red) daripada ke Lapas Nusakambangan, habiskan anggaran. Jadi kita Natuna kan saja. Supaya tidak macam-macamlah kemudian bisa dikontrol," katanya, (2/9).
Lanjutnya, untuk konsep bangunannya akan dibangun dengan maximum security. Jadi bangunannya beda dengan medium dan minimum. Maka dari itu, untuk satu bloknya akan diisi dengan 10 orang.
"Konsep bangunannya nanti super maximum. Jadi satu blok itu akan diisi 10 orang. Oleh karena itu, konsep bangunannya akan banyak disana. Hal itu supaya meminimalisir dan tak macam-macamlah," terangnya.
Untuk biaya pembangunannya, lanjutnya, anggaran yang dibutuhkan sebanyak Rp 110 Milliar, sehingga pembangunannya dibutuhkan 3 tahun lebih. Karena proyek ini sudah termasuk multiyears.
"Anggaran yang kita butuhkan sebanyak Rp 110 Milliar dan tergantung keuangan negara kita, sehingga pembangunannya dibutuhkan 3 tahun lebih. Karena proyek ini sudah termasuk multiyears," jelasnya.
"Pembangunan Lapas Natuna kelas 2 B tersebut dilakukan untuk menyikapi banyak Lapas dan Rutan (Rumah Tahanan Negara) di Kepri yang over kapasitas. Dan untuk pembangunan Lapas di Natuna sudah ada seluas 9 hektar, yang mana masih dalam proses pematangan lahan," tutupnya. (*)
Editor : Andi P