Setelah Vakum Sejak 1996, Festival Raja Ali Haji Kembali Digelar - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Setelah Vakum Sejak 1996, Festival Raja Ali Haji Kembali Digelar

Setelah Vakum Sejak 1996, Festival  Raja Ali Haji Kembali Digelar
Asisten 1 Bidang  Pemerintahan dan Kesra Provinsi Kepulauan Riau, T.S Arif Fadillah (tengah/pakaian melayu warna pink) Pada Kegiatan Pembukaan Festival Raja Ali Haji (foto by ist/infokepri)
KEPRI, Infokepri.com - Setelah vakum selama 28 tahun sejak tahun 1996 lalu, Festival Raja Ali Haji (RAH) kembali diselenggarakan di tahun 2024 ini. Asisten 1 Bidang  Pemerintahan dan Kesra Provinsi Kepulauan Riau, T.S Arif Fadillah mewakili Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad secara resmi membuka kegiatan tersebut.

Festival yang dilaksanakan di kawasan Balai Adat Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, direncanakan berlangsung selama tiga hari tiga malam, dimulai dari tanggal 5 hingga 7 Juli 2024.

Acara ini diselenggarakan dengan tujuan memperkuat identitas budaya Melayu dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Provinsi Kepulauan Riau.

Selama festival RAH, berbagai acara menarik akan disajikan, termasuk alih wahana Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji dalam format tari, pentas musik bersama Dermaga Musica dan Staman Penyengat, serta pameran buku dan naskah klasik. Selain itu, masih banyak kegiatan menarik lainnya yang akan menyemarakkan festival ini.

Dalam sambutannya, Asisten 1 Bidang  Pemerintahan dan Kesra Provinsi Kepulauan Riau menyampaikan pentingnya peran budaya dalam pembangunan daerah.

"Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya Melayu, Terwujudnya Kepulauan Riau yang Makmur, berdaya saing dan berbudaya, serta mengemban misi mengembangkan dan melestarikan budaya Melayu dan budaya nasional dalam mendukung pembangunan berkelanjutan," katanya, (5/7).

Lanjutnya, menekankan bahwa kebudayaan Melayu memiliki ciri khas dan perbedaan dengan budaya-budaya lain di Indonesia. 

"Bentuk dari Kebudayaan Melayu yang memiliki ciri khas dan perbedaan dengan budaya-budaya yang ada di daerah lain dapat dijadikan suatu cita-cita dalam melestarikan dan menunjukan jati diri daerah yang kemudian menjadi bagian kekayaan budaya Indonesia," tetangnya.

Lanjutnya lagi, Kepulauan Riau memiliki banyak warisan budaya, mulai dari tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, hingga permainan rakyat dan olahraga tradisional. 

"Dengan begitu banyaknya warisan budaya di Kepulauan Riau sebagai objek pemajuan budaya, semuanya ada disini di pulau kecil ini, Pulau Penyengat Indera Sakti dan itu semua harus kita jaga dan lestarikan bersama-sama," terangnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan Kepri; Juramadi Esram mengharapkan melalui acara ini, semangat generasi muda untuk melestarikan budaya Indonesia, khususnya budaya Melayu Kepulauan Riau, semakin tumbuh. Festival ini juga diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam menjaga kelangsungan warisan budaya yang ada agar tidak putus di satu generasi saja.

"Semoga Festival Raja Ali Haji (RAH) dapat terus diselenggarakan di masa mendatang dan menjadi bagian dari upaya bersama dalam memajukan dan melestarikan kebudayaan di Provinsi Kepulauan Riau," tutupnya. (*)


Editor : Andi P

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel