Tanjung Pinang Bukan Daerah Penghasil, Kebutuhan Cabe Didatangkan dari Australia - Info Kepri -->
Trending News
Loading...

Tanjung Pinang Bukan Daerah Penghasil, Kebutuhan Cabe Didatangkan dari Australia

Tanjung Pinang Bukan Daerah Penghasil, Kebutuhan Cabe Didatangkan dari Australia
Suasana Peninjauan Pj Wako Tanjung Pinang Di Pasar Tradisional (foto by ist/infokepri)

TANJUNG PINANG, Infokepri.com - Pemerintah Kota (Pemko) Tanjung Pinang terus mendorong masyarakat untuk aktif menanam cabai dan sayur-mayur sebagai kebutuhan dan menekan angka inflansi.

Penjabat (Pj) Wali Kota Tanjungpinang, Andri Rizal mengatakan bibit tanaman cabai dan sayur-mayur diberikan Pemko Tanjung Pinang kepada masyarakat untuk ditanam di pekarangan rumahnya.

“Kami berikan bibit cabai beberapa kali untuk masyarakat agar tidak terlalu tergantung ke pasar,” katanya di Pasar Bintan Center. Kamis, (13/06/2024)

Lanjutnya, meminta masyarakat aktif menanam cabai atau sayur di pekarangan rumah untuk menekan angka inflasi di Kota Tanjung Pinang.

Selain penanaman cabai dan sayur-mayur, pengendalian inflasi dilakukan Pemko Tanjung Pinang dengan menggelar pasar murah.

“Saat ini, inflasi Tanjung Pinang masih rendah di angka 3,07 namun demikian Pemko Tanjung Pinang akan terus menggesa untuk terus menurunkannya,” katanya didampingi Disdagin dan Bagian Ekonomi saat meninjau ke pasar tradisional, pasar moderen serta distributor.

Terkait harga komunitas dari hasil peninjauannya di sejumlah pasar tradisional, lanjutnya ada beberapa komoditas harganya yang naik seperti cabai Rp72-74 Ribu, kacang panjang Rp 26 Ribu, daging ayam Rp 42 Ribu serta daging beku Rp 120 Ribu perkilogram.

“Kenaikan harga komuniats tersebut disebabkan Kota Tanjung Pinang bukan daerah penghasil,” katanya.

Sambungnya, Kacang panjang, harus didatangkan dari Bintan, sementara petani di Bintan harus mencukupi untuk masyarakat di sana terlebih dahulu, dan kacang panjang yang sampai ke Tanjung Pinang harganya jadi berbeda.

Kemudian harga daging beku yang didatangkan dari luar negeri yaitu Australia juga menjadi penyebab kenaikan. Harga cabai juga berbeda berdasarkan moda transportasi yang digunakan untuk sampai ke Tanjung Pinang.

“Kalau cabai harganya Rp 74 Ribu perkilogram, cabai didatangkan menggunakan pesawat jadi harganya mahal karena transportasinya juga mahal,” tutup Pj Wako Tanjung Pinang.  (Bar)


Editor : Andi P

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel