Pemilu 2024, Presiden RI: Peserta 204 Juta Lebih dan Jadilah Pemilih yang Cerdas
Senin, 01 Januari 2024
Suasana Penyampaian Kepala Negara Pada Kegiatan (Foto bby ist/www.infokepri.com) |
NASIONAL, Infokepri.com - Presiden RI, Joko Widodo menekankan kepada seluruh jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memantapkan kesiapan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"KPU harus siap melaksanakan Pemilu 2024 yang dinilai lebih kompleks agar tetap berjalan jujur dan adil. Pemilu 2024 tinggal 45 hari, waktunya sudah sangat dekat, semuanya harus siap. Pemilu tahun 2024 ini sangat kompleks, Pemilu serentak, Pilpres, DPR, DPD, di provinsi, kabupaten, dan kota,” ucap Presiden pada Rapat Konsolidasi Nasional 2023 dalam Rangka Kesiapan Pemilu 2024," katanya.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Konsolidasi Nasional 2023 dalam Rangka Kesiapan Pemilu 2024, dan dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Jaksa Agung St. Burhanuddin, di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (30/12/2023).
Lanjut, Presiden menilai kompleksitas pemilu 2024 tersebut di antaranya terlihat dari jumlah peserta yang terdiri atas lebih dari 204 juta pemilih yang tersebar di 38 provinsi. Selain itu, pesta demokrasi tersebut juga melibatkan 18 partai politik nasional dan 6 partai lokal Aceh. “Tidak bisa dibayangkan betapa sangat kompleks Pemilu kita ini, sangat kompleks sekali," terangnya.
Di tengah era digital, Presiden turut mengimbau agar penggunaan sistem informasi dan perangkat penunjang pemilu harus berfungsi dengan baik. Hal tersebut dinilai penting agar pelaksanaan pemilu terhindar dari peretasan. “Sedikit saja ada ketidakcermatan, langsung (berdampak kepada) kepercayaan masyarakat. Hal semacam ini yang tidak boleh terjadi. Semua kita bersama-sama harus menjaga ini,” terangnya lagi.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga dan mendukung pelaksanaan pemilu 2024 agar dapat berjalan dengan baik. Lebih lanjut, Presiden menekankan selain mendukung pelaksanaan pemilu, jajaran ASN, TNI, dan Polri tetap harus menjaga netralitasnya.
"Aparat negara harus mendukung tugas penyelenggaraan pemilu. Misalnya bantuan (dalam) pengiriman logistik ke tempat-tempat yang sulit dan wilayah-wilayah terluar yang tidak bisa dilakukan oleh kita, bisa dibantu oleh aparat negara, baik TNI maupun Polri," jelasnya.
Mengenai hak pilih setiap warga negara, Presiden meminta agar KPU dapat memastikan hal tersebut tetap terjaga, serta melayani para pemilih tanpa dikriminasi. Presiden pun meminta KPU agar dapat mengedukasi para pemilih sehingga cerdas dalam menentukan pilihan.
"Jangan percayai yang namanya hoaks, apalagi yang bisa menyulut konflik dan perpecahan. Pendidikan politik harus dilakukan secara masif tidak saja mengedukasi tentang tahapan pemilu tetapi juga mengajak masyarakat menjadi pemilih-pemilih yang cerdas," tutup Presiden RI. (*)
Presiden RI
Editor : Andi P