Keluh Kesah Tokoh Pasir Panjang Batam, Kite Juge Mendukong Pemerintah
Selasa, Oktober 10, 2023
Suasana Pertemuan Bersama Salah Satu Warga Pasir Panjang (No.1 dari Kiri) di Posko Pendaftaran BP Batam (Foto by ist/infokepri.com) |
BATAM, Infokepri.com - Menempuh jalan bebatuan/tak beraspal, untuk mengetahui perkembangan warga pindah ke hunian sementara, guna mendukung percepatan investasi Rempang Eco City. Dengan pemandangan hamparan perkebunan, terdapat beragam tanaman, menuju perkampungan Pasir Panjang, Rempang - Batam.
Di perkampungan tersebut, tepatnya di Posko pendaftaran pindah ke tempat hunian sementara Badan Pengusahaan (BP) Batam. Salah satu orang yang tuakan, Khasim (60 tahunan) yang telah lama menetap, hingga membina rumah tangga.
Beliau menyampaikan bahwa merupakan generasi ketiga di Perkampungan Pasir Panjang, dan mempunyai anak serta cucu. Untuk aktifitas/nafkah kebutuhan keluarga, meski tenaga tidak sekuat masa muda, masih menangkap ikan di laut, dan juga berkebun. Dan terkait pendaftaran, belum mendaftar siap pindah, kalau anak ada yang sudah daftar ke hunian sementara BP Batam.
"Saye lahir sini, dan generasi ke tiga. Anak tiga pempuan semua, duduk sama saye satu, ikut suami lebihnye. Aktifitas saye nelayan je dan bekebon tak melaot. Aktifitas di laut selain tangkap ikan, kite ada kelong, bisa berisi ikan, cumi, juga teri. Kalo bekebon tanam kangkung, sayur kemangi, timun, cabe," terangnya, (9/10).
Video Kegiatan :
"Mahsalah pindah. Anak-anak ada yang daftar dan belom. Yang belom daftar, ikot Bapaknya karena nunggu kepastian. Perkembangannya bagaimana, hasil ekonominya bagaimana disana (tempat baru)," terangnya lagi.
"Kalaulah persiapan pemerintah jauh-jauh hari kan, baik. Kita bisa tau disana harus bagaimana. Saye ni kalau untuk bekerja keras kan, dah katakan tak bisa lagi. Bisa itupun semampu tenage aje. Kite juge mendukong Pemerintah," jelasnya.
Lanjutnya, di perkampungan terdapat kelompok Nelayan Sinar Bulan dan Tani Maju Jaya. "Disamping laut, darat ada juga. Jadi perekononiann kita ini tidak mengharapkan satu sisi ajekan. Kalau tanaman pisang di sepanjang jalan kesini, punya pelaku usaha/orang luar, bukan Pasir Panjang," katanya.
Penetapan Kampung Tua |
Lanjutnya lagi, untuk layanan maupun bantuan sosial, baik itu dari intansi Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kota.
"Bantuan sangat jarang sekali, bise katakan tak de tiap tahun. Dan tahun ini belum ada, sampai saat ini. Lagi pelayanan kesehatan di Puskesdes, dan teroknya di Puskesmas mana lah jauh, dokternye tak ada di tempat, bangunan besa tapi kosong," terangnya.
Di tempat terpisah, saat berada dalam kedai makanan dan minuman tepi jalan, hal senada oleh salah satu warga yang juga telah lama menetap di Kawasan Rempang, H. Nazar menyampaikan bahwa mulai heboh kan itu, masyarakat tidak mau di patok, kalau di patok, keluar Hak Pengelolaan (HPL) atas tanah. Dan waktu itu apa yang menjadi hak warga, tidak ada kepastian.
Suasana Makam di Perkampungan |
Diganti rumahnya/bangunan, tanah beserta tanaman, umpanya dapat Rp 1,200 Ribu, atau 2 orang Rp 2.400 Ribu, namun punya hutang di Bank dan dibayar lunas. "Terus kedepannya bagaimana. Bayar hutang di Bank, untuk makan apalagi. Belum lagi, kalau ganti Kepala BP Batam, Menteri, ini juga dirisaukan masyarakat," tegasnya.
"Jadi, jauh- jauh hari ditentukan lahannya, sosialisasikan, kalau ok kata masyarakat. Bangun. Masyarakat tinggal diberikan kepastian saja. Dan harus ada hitam diatas putih, untuk penyelesaiannya, kalau ini komunikasi baik masalah ini bisa terselesaikan," pungkasnya. (AP)
Liputan/Editor :
Andi P