Bupati Natuna Tinjau Proyek Pembangunan Jalan Panglima Hujan
Minggu, 06 Agustus 2023
Bupati Natuna Wan Siswandi (tengah) menyaksikan langsung pembangunan jalan semenisasi di Sedananu. (Ist/Infokepri.com). |
By Bernard Simatupang
NATUNA, Infokepri.com - Setelah sekian lama menunggu, masyarakat Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, khususnya yang bermukim di sekitar Jalan Panglima Hujan kini dapat bernapas lega. Perbaikan jalan Panglima Hujan yang tiap tahunnya mereka usulkan, akhirnya disetujui dan tahun 2023 ini sedang dikerjakan.
Sebelumnya, masyarakat sering mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah, dan tak jarang terjadi banjir saat musin hujan menutupi sebagian ruas jalan yang mereka lalui.
Untuk itu, Pemerintah Daerah Natuna menempatkan usulan masyarakat untuk perbaikan jalan Panglima Hujan tersebut menjadi rencana pembangunan daerah skala prioritas.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Natuna, Wan Siswandi yang datang dan monitor langsung di lokasi pekerjaan, Sabtu 5 Agustus didampingi oleh beberapa kepala OPD Pemkab Natuna.
Wan Siswandi juga menyampaikan beberapa hal yang membuat terlambatnya perbaikan jalan tersebut. Menurutnya, salah satu faktor adalah kecilnya APBD Natuna ditambah lagi dengan adanya kasus wabah Covid-19 yang banyak menyita anggaran daerah.
"Meski terlambat, alhamdulillah kita dapat memenuhi dan melaksanakan pekerjaan jalan yang menjadi usulan dari masyarakat," ungkap Wan Siswandi.
Di luar jam kantor, Wan Siswandi sengaja pergi memantau langsung pelaksanaan pekerjaan untuk memastikan semuanya dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan, sehingga kualitas jalan benar-benar sesuai dengan harapan.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Natuna, Agus Supardi menerangkan bahwa, pekerjaan tersebut untuk meningkatkan kualitas jalan, dengan menggunakan batu dan bahan material lainya sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Pekerjaan tersebut menghabiskan anggaran sekitar 1,8 milyar rupiah dari APBD Natuna.
Bukan itu saja, kata Agus, saat lelang pekerjaan, pihaknya juga menyertakan syarat agar batu dan pasir bukan saja berkualitas, namun juga harus berasal dari luar Sedanau.
"Karena Sedanau wilayahnya kecil, jadi kita ingin pasir dan batu didatangkan dari luar Sedanau," terang Agus.
Selain itu , Dinas PU juga meminta pelaksanaan kegiatan menggunakan alat utama pekerjaan berupa mobil mixer atau mobil molen dengan kapasitas 3 M3 (meter kubik) dan ekskavator untuk memasukan material pasir dan batu ke mobil mixer.
"Penggunaan mobil mixer, akan memberikan keyakinan kita sehingga campuran bahan bahan akan menjadi lebih baik, juga untuk mensiasati perubahan cuaca, jika terjadi hujan dalam waktu yg lama," tutup Agus. (Nard/R).
Sebelumnya, masyarakat sering mengeluhkan kondisi jalan yang rusak parah, dan tak jarang terjadi banjir saat musin hujan menutupi sebagian ruas jalan yang mereka lalui.
Untuk itu, Pemerintah Daerah Natuna menempatkan usulan masyarakat untuk perbaikan jalan Panglima Hujan tersebut menjadi rencana pembangunan daerah skala prioritas.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Natuna, Wan Siswandi yang datang dan monitor langsung di lokasi pekerjaan, Sabtu 5 Agustus didampingi oleh beberapa kepala OPD Pemkab Natuna.
Wan Siswandi juga menyampaikan beberapa hal yang membuat terlambatnya perbaikan jalan tersebut. Menurutnya, salah satu faktor adalah kecilnya APBD Natuna ditambah lagi dengan adanya kasus wabah Covid-19 yang banyak menyita anggaran daerah.
"Meski terlambat, alhamdulillah kita dapat memenuhi dan melaksanakan pekerjaan jalan yang menjadi usulan dari masyarakat," ungkap Wan Siswandi.
Di luar jam kantor, Wan Siswandi sengaja pergi memantau langsung pelaksanaan pekerjaan untuk memastikan semuanya dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan, sehingga kualitas jalan benar-benar sesuai dengan harapan.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Natuna, Agus Supardi menerangkan bahwa, pekerjaan tersebut untuk meningkatkan kualitas jalan, dengan menggunakan batu dan bahan material lainya sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Pekerjaan tersebut menghabiskan anggaran sekitar 1,8 milyar rupiah dari APBD Natuna.
Bukan itu saja, kata Agus, saat lelang pekerjaan, pihaknya juga menyertakan syarat agar batu dan pasir bukan saja berkualitas, namun juga harus berasal dari luar Sedanau.
"Karena Sedanau wilayahnya kecil, jadi kita ingin pasir dan batu didatangkan dari luar Sedanau," terang Agus.
Selain itu , Dinas PU juga meminta pelaksanaan kegiatan menggunakan alat utama pekerjaan berupa mobil mixer atau mobil molen dengan kapasitas 3 M3 (meter kubik) dan ekskavator untuk memasukan material pasir dan batu ke mobil mixer.
"Penggunaan mobil mixer, akan memberikan keyakinan kita sehingga campuran bahan bahan akan menjadi lebih baik, juga untuk mensiasati perubahan cuaca, jika terjadi hujan dalam waktu yg lama," tutup Agus. (Nard/R).
Editor : P Sipayung