Hadiri Deklarasi Tokoh-Tokoh Agama Kepri, Wagub Marlin : Kerukunan Antar Umat Beragama Harus Terus Dijaga
BATAM, Infokepri.com - Ratusan tokoh agama dan ribuan ASN se-Kepri menghadiri Silaturahmi Temu Tokoh Lintas Agama dan Pembinaan ASN Kemenag Kepri Se-Provinsi Kepri di Grand Ballroom V Golden Prawn, Bengkong, Kota Batam, Jumat (2/9).
Dalam silaturahim ini, juga dilakukan Deklarasi Tokoh-Tokoh Agama Kepri dan kegiatan ini juga dihadiri oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Wakil Gubernur Kepri Hj Marlin Agustina Rudi, Kakanwil Kemenag Kepri H Mahbub Daryanto, Wakapolda Kepri Brigjen Rudi Pranoto dan Kabinda Kepri Laksamana Pertama TNI Adriansyah. Hadir juga Kajari Kota Batam Herlina Setyorini, Walikota Tanjungpinang Hj Rahma dan Wakil Bupati Karimun H Anwar Hasyim.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Kepri Hj Marlin Agustina Rudi menyatakan bahwa kerukunan merupakan salah satu modal dalam pembangunan. Karena itu, ia mengajak untuk terus menjaga nikai-nilai toleransi agar kerukunan antar umat beragama dapat terus dipertahankan. Sehingga menjadi support system untuk memajukan Kepri ini.
Ia mengatakan bahwa keberagamaan suku, agama dan budaya adalah kekayaan yang dimiliki Kepri. Keberagaman itu adalah modal yang harus dijaga dan dirawat dengan kerukunan.
“ Kepulauan Riau sejak dulu menjadi tempat persinggahan. Hal ini membuat masyarakatnya majemuk, baik dari suku dan agamanya. Tak heran daerah ini pun disebut sebagai miniatur Indonesia dengan keberagaman suku bangsa dan agama,” katanya.
Walaupun dengan beragam suku dan agama, kata Ketua PIKORI BP Batam ini, tingkat Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Kepri berada di angka 76,20 persen, lebih tinggi dari rata-rata Nasional yang hanya berada di angka 72,39 persen. Oleh sebab itu, hal ini membawa Provinsi Kepri berada pada peringkat pertama se-Sumatera dan peringkat ke-sembilan se-Indonesia.
Ketua TP PKK Kota Batam ini menambahkan bahwa pada 2022 ini, Pemerintah melalui Kementerian Agama RI mencanangkan tahun ini adalah Tahun Toleransi. Di tengah kemajemukan suku, agama dan budaya yang ada di Indonesia, masyarakat Indonesia sudah sangat menerapkan nilai toleransi. Marlin pun mengajak semua untuk lebih pererat nilai toleransi, melalui moderasi beragama.
“Moderasi Beragama merupakan sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan tengah yang menyatukan dan membersamakan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa Indonesia,” kata Wagub Marlin.
Marlin berharap, melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan tali silaturahmi antar tokoh agama baik dengan pemerintah atau instansi terkait untuk saling bertukar pikiran dan informasi guna mengambil langkah-langkah yang strategis dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kerukunan umat beragama. Selanjutnya tokoh agama diharapkan lebih mampu memahami kesatuan dan persatuan Indonesia.
Sementara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa tantangan di Kepri tidak mudah. Namun dia bersyukur Kepri tetap aman dan terkendali seperti disampaikan Wagub Marlin.
“Kepri merupakan daerah terbaik dalam kerukunan beragama. Kepri sudah baik. Kita hanya tinggal melanjutkan kebersamaan, kerukunan dan bertoleransi yang sudah kita jalin dan bangun selama ini,” kata Menag Yaqut.
Tokoh-Tokoh Agama Kepri melakukan Deklarasi di Grand Ballroom V Golden Prawn, Bengkong, Kota Batam, Jumat (2/9) (Fhoto : ist) |
Ia mengatakan, semua agama mengajarkan cinta kasih dan persatuan. Sehingga, tidak alasan umat untuk saling menebarkan kebencian. Menag menilai peran tokoh-tokoh agama sangat strategis untuk memberikan pencerahan kepada umatnya agar berpandangan luas dengan mengendepankan nilai-nilai kemanusiaan.
Secara khusus, Menag juga meminta Kantor Kemenag Provinsi Kepri bisa memberikan pelayanan kepada seluruh agama. Sebab Kemenag bukan hanya milik satu agama saja. Untuk itu sudah semestinya melayani semua agama. "Kualitas sekolah agama Islam seperti dilaporkan Pak Kakanwil Kepri (Mahbub) sudah baik. Namun sekolah yang lain seperti Kristen, Katolik, Buddha, Hindu dan Konghucu juga harus menjadi yang terbaik," tegas Gus Men, sapaan akrab Menag Yaqut.
Menag menilai, pendidikan memiliki peran dan posisi strategis untuk memberikan pemahaman toleransi kepada generasi bangsa sejak dini. Untuk itu, semua lembaga pendidikan harus dikawal agar lebih berkualitas dan mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan.
"Dengan menghentikan kebencian kepada sesama itu artinya kita semua memuliakan manusia. Kebencian ini merusak. Memuliakan ciptaan Tuhan sejatinya memuliakan Sang Pencipta," tandasnya.
Kepada seluruh ASN Kemenag, Menag Yaqut meminta perlu memiliki kesadaran tinggi bahwa agama harus dijadikan inspirasi dalam memberikan pelayanan kepada rakyat. "Kalau ini bisa dijalankan maka ASN akan terhindar dari tindakan pelanggaran dan buruk seperti korupsi karena akan ingat Tuhan," katanya.
Dengan beragama, ASN juga memiliki peran strategis untuk membangun peradaban Indonesia yang lebih baik. Sebab siapa pun yang menjaga perintah Tuhan, maka akan menjalankan perbuatan positif dan kontributif.