Meski Pandemi, Realisasi Investasi di Batam Tahun 2020 Lampaui Target
Senin, 10 Mei 2021
Dendi Gustinandar |
BATAM, Infokepri.com - Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar meyampaikan bahwa meski terkendala pandemi Covid-19, Batam masih menjadi salah satu destinasi investasi untuk menanamkan modal.
"Hal ini menandakan optimisme para penanam modal terhadap iklim investasi di Batam, Ini dibuktikan dengan adanya perkembangan investasi di Batam pada 2020 berhasil melebihi target yang telah ditetapkan," terangnya (7/5).
Ia melanjutkan, Tahun 2020 merupakan tahun tantangan untuk seluruh negara di dunia. Tercatat, hanya China dan Vietnam yang berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi positif. Sedangkan untuk ratusan negara lainnya, justru membukukan hasil yang sebaliknya.
Demikian halnya dengan Batam yang pada Tahun 2020 menyentuh angka pertumbuhan -2,55 persen. "Walaupun angka itu masih lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, tapi tetap masih menjadi tantangan bagi Batam yang merupakan daerah investasi dengan status FTZ," terangnya.
Selama masa pandemi berlangsung, BP Batam kemudian mengambil beberapa langkah strategis untuk terus meningkatkan daya saing Batam sebagai kawasan tujuan investasi internasional dan nasional.
"Beberapa prioritas pembangunan infrastruktur, seperti Bandara Hang Nadim, Pelabuhan Batu Ampar dan infrastruktur jalan, ditingkatkan dengan cepat. Kami juga terus meningkatkan hubungan dengan para investor internasional dengan meningkatkan kegiatan pemasaran yang efektif, melalui platform digital dan membuka Kantor Hubungan Ekonomi Internasional di Singapura," terangnya.
Seluruh usaha tersebut berbuah manis saat BP Batam mampu melampaui total target Investasi, dari yang semula ditargetkan Rp 14,6 Triliun mampu tercapai hingga Rp 22,3 Triliun atau 152% dari target 2020.
"Penanaman Modal Asing (PMA) berhasil mencapai Rp 9,3 Triliun. Sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berhasil unggul mencapai Rp13 triliun. Ini tentu melebihi ekspektasi kita semua," katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Direktorat Pelayanan Lalu Lintas Barang dan Penanaman Modal BP Batam, dari data Realisasi investasi PMA berdasarkan negara pada 2020 masih dipimpin oleh negara Singapura dengan nilai investasi USD 360,4 Juta dan 867 proyek.
Kemudian Luxembourg dengan nilai investasi USD 140,7 Juta dan 15 proyek, dan di posisi ketiga adalah Jerman dengan nilai investasi USD 26,6 Juta dan 25 proyek.
"Total dari 34 negara yang berinvestasi di Batam, nilai investasinya sebesar USD 643 Juta dan 1.714 proyek. Ini harus kita jaga dan tingkatkan, agar capaian realisasi investasi di tahun 2021 semakin baik," katanya lagi.
Sedangkan realisasi investasi PMDN berdasarkan sektor pada 2020, sektor Industri Kimia dan Farmasi merupakan penyumbang utama capaian realisasi investasi dan di posisi pertama dengan nilai investasi sebesar Rp 4,2 Triliun dan 33 proyek.
"Kemudian disusul oleh sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran. Nilai investasinya Rp 3,4 Triliun dan 124 proyek, lalu di posisi ketiga sektor Pertambangan dengan nilai investasi Rp 2,6 Triliun dan 20 proyek. Untuk jumlah proyek terbanyak adalah sektor Perdagangan dan Reparasi dengan jumlah proyek 1.119," jelasnya.
Ia menambahkan, dengan meningkatnya realisasi investasi PMA, menunjukkan optimisme negara asing untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya Batam. Ini juga sekaligus menjadi pertanda kondusivitas iklim investasi di Batam yang baik.
"Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, didapati realisasi investasi asing Kota Batam mulai dari Tahun 2016-2020 mencapai angka USD2,78 miliar dan 4.369 proyek. Kita harapkan ini dapat meningkat di Tahun 2021," tutupnya. (Humas BP Batam)