Ketua DPRD Pelalawan Desak Instansi Terkait Menindak Tegas Truk Tronton Pengangkut Tanah Timbunan di SP 6
PELALAWAN, Infokepri.com – Ketua DPRD Pelalawan Baharuddin meminta Dinas Perhubungan dan Satpol PP Kabupaten Pelalawan untuk menindak dengan tegas atas aktifitas truck tronton yang mengangkut tanah timbunan yang telah merusak jalan Hang Tuah SP 6.
“Kami minta pihak terkait menindak tegas aktifitas truck tronton yang mengangkut tanah timbunan yang telah menghacurkan jalan Hang Tuah SP 6 type C , truk tronton seharusnya dilarang lewat dari jalan itu,” kata Ketua DPRD kabupaten Pelalawan Baharuddin kepada media ini ,Kamis (4/3/2021) diruang kerjanya.
Ia menyebutkan truck tronton itu sudah berat ditambah lagi dengan muatannya tanah timbunan sudah sangat berat jika melintas di jalan tersebut maka jalan itu bisa rusak.
Politisi partai Golkar ini meminta Dinas Perhubungan dan Satpol PP Kabupaten Pelalawan menindak tegas bila perlu jika ada truk tronton pengangkut timbunan tanah yang membandel melintasi di Jalan Hangtuah Sp 6 itu supaya dikandangkan saja.
Baharuddin juga meminta instansi terkait dan penegak hukum untuk tidak hanya menindak truck tronton yang melintas di Jalan SP 6 saja tetapi juga menindak truck yang melintas di Jalan kilometer 55 sampai Kualo
“ Siapapun kontraktornya supaya ditertibkan, karena ini beban tonasenya sangat besar dan dapat merusak jalan dan merugikan kita. Jika jalan itu rusak masyarakat akan meminta Pemerintah untuk memperbaikinya yang sudah tentu akan menggunakan APBD untuk memperbaiki jalan tersebut,” katanya.
" Saat ini APBD kita sangat terbatas, untuk biaya pemiliharan sangat besar, oleh sebab itu siapa yang melanggar supaya diberikan tindakan, agar memberikan efak jerah, tidak seperti saat ini dilakukan pembiaran," katanya menambahkan.
Untuk diketahui saat ini banyak jalan poros di Ibukota Negeri Seiya Sekata ini rusak parah, salah satunya di Jalan Hangtuah SP 6 Desa Makmur.
Disepanjang jalan aspal yang merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan itu banyak lubang dengan kedalaman 40 centimeter yang sangat membahayakan para pengguna jalan khususnya sepeda motor.
Selain itu, dijalan tersebut juga banyak ditemukan keretakan hingga bergelombang, akibat tekstur jalan tak mampu menampung beban kendaraan melebihi tonase.
Selain berdampak bagi kesehatan akibat tanah yang berceceran menyebabkan polusi udara yakni debu berterbangan, aktivitas galian C itu diduga tanpa memiliki izin juga mengganggu kelancaran arus lalulintas. Kondisi tersebut tentunya sangat dikeluhkan warga setempat.
Hingga berita ini diungah belum diperoleh keterangan terkait masalah dari instansi terkait, wartawan kami sedang berupaya mengejar instansi terkait untuk memperoleh keterangan atas masalah ini.
(Jait)
