Penumpang Kapal Feri Tujuan Malaysia, Kini Paling Banyak 20 Orang
Sabtu, 07 Maret 2020
Pelabuhan Sri Bintan Pura |
Kepri, Infokepri.com - Penyelia Imigrasi di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang, Brama Setia menyampaikan terakit kebijkan Pemerintah Malaysia menutup sementara semua sistem "autogate" dan "e-gate" di semua pintu masuk seluruh negara. Sabtu, (07/03/2020)
"Kebijakan itu sebagai bentuk pengetatan pengawasan orang untuk mencegah virus corona, Tidak akan mengurangi jumlah kunjungan dari Malaysia ke Tanjungpinang maupun sebaliknya," terangnya di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang - Kepri.
Ia melanjutkan penutupan akses semua sistem "autogate" dan "e-gate" bukan berarti menolak warga Tanjungpinang maupun kota lainnya di Indonesia menuju Malaysia. Kebijakan itu dilakukan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 sehingga pemeriksaan dilakukan melalui sistem, bukan oleh petugas secara langsung.
Di Indonesia juga ada sarana seperti itu. Sistem "autogate" dibangun di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus, seperti Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Hang Nadim Batam. "Autogate itu merupakan sarana pemeriksaan keimigrasian melalui pintu pelintasan otomatis," katanya.
Sejak permasalahan Covid-19 mencuat, Brama Setia mengemukakan jumlah penumpang dari Malaysia menuju Tanjungpinang, dan sebaliknya turun drastis. Kapal Feri yang membawa penumpang dari Tanjungpinang menuju Malaysia, contohnya, hanya tiga orang.
"Begitu pula jumlah penumpang dari Malaysia menuju Tanjungpinang rata-rata tidak mencapai 10 orang. Kondisi hari ini pun tidak jauh beda dengan hari-hari sebelumnya. Hari ini juga jumlah penumpang hanya sedikit, paling banyak hanya sekitar 20 orang," tutupnya. (MC/AP)
"Kebijakan itu sebagai bentuk pengetatan pengawasan orang untuk mencegah virus corona, Tidak akan mengurangi jumlah kunjungan dari Malaysia ke Tanjungpinang maupun sebaliknya," terangnya di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang - Kepri.
Ia melanjutkan penutupan akses semua sistem "autogate" dan "e-gate" bukan berarti menolak warga Tanjungpinang maupun kota lainnya di Indonesia menuju Malaysia. Kebijakan itu dilakukan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 sehingga pemeriksaan dilakukan melalui sistem, bukan oleh petugas secara langsung.
Di Indonesia juga ada sarana seperti itu. Sistem "autogate" dibangun di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus, seperti Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Hang Nadim Batam. "Autogate itu merupakan sarana pemeriksaan keimigrasian melalui pintu pelintasan otomatis," katanya.
Sejak permasalahan Covid-19 mencuat, Brama Setia mengemukakan jumlah penumpang dari Malaysia menuju Tanjungpinang, dan sebaliknya turun drastis. Kapal Feri yang membawa penumpang dari Tanjungpinang menuju Malaysia, contohnya, hanya tiga orang.
"Begitu pula jumlah penumpang dari Malaysia menuju Tanjungpinang rata-rata tidak mencapai 10 orang. Kondisi hari ini pun tidak jauh beda dengan hari-hari sebelumnya. Hari ini juga jumlah penumpang hanya sedikit, paling banyak hanya sekitar 20 orang," tutupnya. (MC/AP)