BP Batam Gelar Diskusi Untuk Pengembangan Sektor Jasa Kesehatan Bertaraf International
Rabu, 05 Februari 2020
BATAM, Infokepri.com - Kemenkes RI menghadiri diskusi dalam Pengembangan sektor jasa kesehatan bertaraf International yang digelar BP Batam di Balairung Sari BP Batam, Batam Centre, Batam, Rabu, (05/02/2020).
Turut hadir dalam diskusi itu pihak Dinkes, Desperindag, BPOM, DPMPTSP kota Batam, perwakilan Rumah Sakit Negeri dan Swasta Batam, pihak Universitas yang ada di kota Batam.
Pada kesempatan Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto mengatakan potensi jasa kesehatan sangat besar, Indonesia merupakan konsumen terbesar medical medis di luar negeri, pada tahun 2017 wisata medis di Singapura ratusan juta dollar, 50% nya adalah pasien dari Indonesia.
Besarnya potensi berobat di luar negeri dengan membawa devisa yang tidak sedikit, merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh Batam.
Pengembangan sektor jasa kesehatan bertaraf International adalah salah satu sektor strategis yang dapat memberikan kontribusi cukup besar untuk meningkatkan perekonomian khususnya di Batam dan Indonesia pada umumnya.
Batam adalah motor penggerak ekonomi nasional. Sektor - sektor yang sudah ada seperti industri shipyard, elektronik harus ditingkatkan lantaran selama ini merupakan tulang punggung meningkatkan ekonomi di kota Batam.
" Untuk lebih meningkatkan ekonomi, Batam harus memiliki sektor baru yang mempunyai nilai tambah yang tinggi. Sektor strategis dalam masa depan, mulai dari sektor Manufaktur, Logistik, Kesehatan dan Jasa," katanya.
Beliau mengharapkan seluruh peserta dapat mengikuti diskusi panel ini dengan serius agar dapat berdaya guna bagi kita semua.
Staf Khusus Menteri Kesehatan RI Bidang Pengembangan SDM Kesehatan, dr. Mariya Mubarika mengatakan umumnya masyarakat yang berobat ke luar negeri, selain berobat bisa juga sekalian jalan - jalan.
" Untuk itu kita harus bisa bersaing dengan kondisi tersebut," katanya.
Saat ini, katanya, disetiap pesawat penuh dengan iklan informasi pengobatan di luar negeri, di mesin pencari informasi di internet, kalau kita cari "Berobat di Indonesia" yang keluar bukan tentang pelayanan dan layanan kesehatan.
" Berbeda dengan negara lain langsung keluar, dokter, hingga biaya yang harus disiapkan untuk berobat di negara tersebut. Dan ini harus menjadi fokus utama kita terutama Kominfo RI," katanya.
" Saya pernah ke RS luar negeri, untuk pelayanan medis sama saja tidak ada bedanya dengan di Indonesia. Tetapi mengapa orang Indonesiab banyak berobat kesana, itu karena layanannya, mereka bahkan bisa tahu dokternya siapa, berapa tarifnya, akses informasi lebih mudah dan cepat," katanya.
Sementara jika kita berobat di Indonesia, lanjutnya, jika dipersentasikan 20 % ketemu dokter, sisanya 80 % waktu banyak habis mengurus administrasi hingga petugas pakir.
" Ini suatu masalah di SDM kesehatan dan pelayanan, yang juga menjadi fokus utama saya," tutupnya.
(AP/Pay)