Pemkab Asahan Gelar Seminar Sedimentasi Perairan Asahan Dan Tanjungbalai
Selasa, 14 Januari 2020
ASAHAN, Infokepri.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan dan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungbalai serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sumatera Utara (LPPM USU) Medan menggelar seminar nasional tentang pengendapan material batuan yang diangkut oleh suatu tenaga air atau angin yang terbawa arus sungai atau yang disebut dengan Sedimentasi yang digelar di Aula hotel Sabty Garden Kota Kisaran, Senin (13/1/2020).
Selain dihadiri Bupati Asahan dan Walikota Tanjungbalai, Dandim 0208/Asahan, Kapolres Asahan. Seminar tersebut juga dihadiri masing - masing perwakilan Kementerian Hidup dan Kehutanan RI, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Perhubungan RI serta Direskrimum Polda Sumut Kombes Pol Rony Samtana.
Dikesempatan itu Bupati Asahan H Surya BSc menyampaikan bahwa berdasarkan hasil penelitian balai pengkajian dan penerapan teknologi pada tahun 2013, volume tumpukan Sedimentasi sebesar 10.185.308 meter/kubik yang mengakibatkan kedangkalan aliran sungai Asahan, sehingga meluap hingga kepemukiman penduduk.
Ia juga menjelaskan, pada tahun 2018, banjir sungai Asahan terjadi sebanyak 15 kali pada 6 titik dengan ketinggian air mencapai 80 centimeter.
Masih kata Surya, luas areal permukiman yang tergenang banjir seluas 173.910 meter persegi dengan jumlah rumah terendam banjir sebanyak 2.541 unit.
Selain merendam rumah para penduduk. Bupati Asahan H Surya juga menyampaikan banjir juga merusak infrastruktur berupa jalan sepanjang 9.175 meter dan 8 unit sekolah serta 3 jembatan penghubung antar desa yang rusak parah.
Selanjutnya kata dia, akibat bencana banjir. Sebanyak 78 orang mengalami sakit dengan 10 kasus penyakit akibat banjir dan 500 nelayan tradisional di Kabupaten Asahan terganggu perekonomiannya.
Lanjut Bupati Asahan Surya, akibat Sedimentasi diperairan sungai Asahan pelabuhan Bagan Asahan dan Teluk Nibung juga mengganggu aktifitas para nelayan yang ingin mencari ikan di laut, sehingga mempengaruhi minat para investor untuk berinvestasi.
"Kami berharap pemerintah pusat dapat membantu Pemkab Asahan dalam melaksanakan normalisasi sungai Asahan akibat Sedimentasi, sehingga roda perekonomian nelayan dapat berjalan dengan masuknya investor untuk beriventasi, "ungkapnya.
Sementara itu tim LPPM USU Walid Ananti Dalimunte menyampaikan bahwa pengerukan Sedimentasi diperairan sungai Asahan harus sesuai perencanaan yang terpadu.
"Pengerukan Sedimentasi juga dapat dilakukan melihat aspek dari pariwisata dengan perencanaan terpadu yaitu Rencana Induk Perkembangan Kepariwisataan (RIPPARKAB) sesuai data, keterangan dan fakta, "ujar Walid Ananti Dalimunte mejelaskan. (GUS)