Empat Fraksi DPRD Kabupaten Lingga Soroti Sektor Pendidikan dan Kesehatan
Rabu, 20 November 2019
LINGGA, Infokepri.com – Usai mendengarkan penyampaian ranperda dan nota keuangan oleh Bupati Lingga, rapat paripurna yang digelar di Balairung Sri Replika Istana Damnah dilanjutkan dengan agenda penyampaian laporan pandangan umum fraksi tentang nota keuangan RAPBD Kabupaten Lingga Tahun 2020.
Berbagai apresiasi silih berganti datang dari fraksi-fraksi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terkait nota keuangan dan ranperda yang diajukan oleh eksekutif. Namun perjalanan tak selalu mulus, kritik dan saran pun tak pelak tetap diterima oleh Bupati Lingga dari 4 fraksi DPRD kabupaten Lingga.
Mulai dari masalah pengelolaan dan efisiensi keuangan, hingga masalah fundamental seperti pendidikan dan kesehatan yang dinilai masih jauh dari harapan. Namun demikian Bupati Lingga mengakui hal tersebut secara terbuka pada penyampaiannya saat sidang lanjutan paripurna dengan agenda mendengarkan penyampaian tanggapan Bupati Lingga terkait laporan pandangan umum tiap fraksi.
Menurut beliau, tidak hanya kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada sektor pendidikan dan kesehatan, ada juga hal positif yang berlaku pada kedua sektor tersebut, yakni adanya peningkatan dengan berbagai capaian dan prestasi. Ia menargetkan, kedepannya setiap pasien dalam daerah, tidak perlu melakukan rujuk hingga keluar daerah untuk melakukan pengobatan.
Namun untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dukungan semua pihak, terutama dari DPRD Kabupaten Lingga selaku legislatif, karena memang pemkab Lingga tidak bisa bergerak sendiri tanpa dukungan. Hal tersebut dikarenakan saat ini Kabupaten Lingga masih mengalami banyak keterbatasan di bidang kesehatan yang harus dibenahi, mulai dari keterbatasan obat, alat kesehatan, hingga tenaga medis.
Memang saat ini, Pemkab Lingga telah mengalokasikan dana untuk mendukung dunia pendidikan dengan memberikan bantuan berupa beasiswa bagi mahasiswa asal Kabupaten Lingga, namun beliau juga mengapresiasi pendapat dari salah satu fraksi yang mengusulkan untuk menyekolahkan atau memberikan beasiswa bagi anak daerah untuk fokus di bidang kedokteran, terutama dokter spesialis, dengan harapan kedepannya mampu mengatasi masalah pelayanan kesehatan di Bunda Tanah Melayu ini.
“Kita akan tetap berusaha keras mewujudkan keterbatasan tersebut dengan berbagai pergerakan, serta melakukan improvisasi untuk menggebrak keterbatasan tersebut,” ungkapnya.
Kemudian terkait permintaan untuk mengkoreksi ulang kebijakan pemerintah daerah yang telah memberikan penyertaan modal terhadap BUMD yang selama ini belum menunjukkan hasil, beliau membantahnya dengan memaparkan sejumlah fakta.
Beliau mengungkapkan bahwa melalui penyertaan modal kepada BUMD, saat ini telah nampak gairah pergerakan dari BUMD yang telah lama mati suri. Saat ini Pemkab Lingga kembali telah menguasai sejumlah aset. Terlebih lagi dengan suntikan dana sebesar 7,3 milyar.
Meski sempat mengawali masa pemerintahannya dengan terseok-seok, karena tersandra utang pihak ketiga, kini pasangan Awe-Nizar mampu membalikkan keadaan seratus 180 derajat hanya dalam waktu 3 tahun, 9 bulan, 2 hari, tepatnya saat duet keduanya mengantarkan APBD Kabupaten Lingga menembus angka 1,1 Triliun pada waktu itu, sungguh suatu perubahan yang fantastis.
Kini dengan penyertaan modal kepada BUMD, beliau melihat peluang besar terbentang untuk mewujudkan Lingga Terbilang. Dengan memanfaatkan potensi daerah yang selama ini tak termanfaatkan dengan optimal, beliau optimis BUMD Kabupaten Lingga bisa menjadi mesin produksi pundi-pundi pendapatan daerah.
Kedepan, BUMD air minum akan bekerjasama dengan Batam dan akan memperkenalkan potensi Gunung Daik dengan 36 juta meter kubik yang awalnya terbuang ke laut begitu saja, akan mampu menjadi penghasilan bagi daerah.
Pendapatan inilah yang nantinya akan menjadi modal untuk mengatasi masalah fundamental yang selalu menjadi sorotan, yakni kesehatan dan pendidikan.
“Kita bisa saja mengoptimalkan sektor Pendidikan dan Kesehatan dengan mengalokasi dana besar-besaran ke sektor itu, namun akan sektor perekonomian kita akan stagnan dan tidak berkembang,” ungkapnya.
Dengan kerja cerdas, beliau menghendaki bagaimana sektor ekonomi bisa bangkit dan berjalan beriringan tanpa mengorbankan sektor pendidikan dan kesehatan. Sehingga ekonomi Kabupaten Lingga bisa tetap tumbuh dan berkembang, agar nantinya bisa mengatasi masalah kesehatan dan pendidikan dengan sendirinya.
“Kita akan melaksanakan peningkatan di bidang infrastruktur, dan membangun pengembangan ekonomi. Lembaga perekonomian seperti koperasi, BUMD, BUMDES harus kita gerakkan, agar mampu berdaya guna dan menghasilkan bagi daerah,” kata beliau.
Ia optimis, dengan dukungan semua pihak, impian untuk mewujudkan Lingga Terbilang bukan hanya menjadi obsesi semata, namun benar-benar bisa diwujudkan dan dirasakan bersama.
(MC/Syaf)
Memang saat ini, Pemkab Lingga telah mengalokasikan dana untuk mendukung dunia pendidikan dengan memberikan bantuan berupa beasiswa bagi mahasiswa asal Kabupaten Lingga, namun beliau juga mengapresiasi pendapat dari salah satu fraksi yang mengusulkan untuk menyekolahkan atau memberikan beasiswa bagi anak daerah untuk fokus di bidang kedokteran, terutama dokter spesialis, dengan harapan kedepannya mampu mengatasi masalah pelayanan kesehatan di Bunda Tanah Melayu ini.
“Kita akan tetap berusaha keras mewujudkan keterbatasan tersebut dengan berbagai pergerakan, serta melakukan improvisasi untuk menggebrak keterbatasan tersebut,” ungkapnya.
Kemudian terkait permintaan untuk mengkoreksi ulang kebijakan pemerintah daerah yang telah memberikan penyertaan modal terhadap BUMD yang selama ini belum menunjukkan hasil, beliau membantahnya dengan memaparkan sejumlah fakta.
Beliau mengungkapkan bahwa melalui penyertaan modal kepada BUMD, saat ini telah nampak gairah pergerakan dari BUMD yang telah lama mati suri. Saat ini Pemkab Lingga kembali telah menguasai sejumlah aset. Terlebih lagi dengan suntikan dana sebesar 7,3 milyar.
Meski sempat mengawali masa pemerintahannya dengan terseok-seok, karena tersandra utang pihak ketiga, kini pasangan Awe-Nizar mampu membalikkan keadaan seratus 180 derajat hanya dalam waktu 3 tahun, 9 bulan, 2 hari, tepatnya saat duet keduanya mengantarkan APBD Kabupaten Lingga menembus angka 1,1 Triliun pada waktu itu, sungguh suatu perubahan yang fantastis.
Kini dengan penyertaan modal kepada BUMD, beliau melihat peluang besar terbentang untuk mewujudkan Lingga Terbilang. Dengan memanfaatkan potensi daerah yang selama ini tak termanfaatkan dengan optimal, beliau optimis BUMD Kabupaten Lingga bisa menjadi mesin produksi pundi-pundi pendapatan daerah.
Kedepan, BUMD air minum akan bekerjasama dengan Batam dan akan memperkenalkan potensi Gunung Daik dengan 36 juta meter kubik yang awalnya terbuang ke laut begitu saja, akan mampu menjadi penghasilan bagi daerah.
Pendapatan inilah yang nantinya akan menjadi modal untuk mengatasi masalah fundamental yang selalu menjadi sorotan, yakni kesehatan dan pendidikan.
“Kita bisa saja mengoptimalkan sektor Pendidikan dan Kesehatan dengan mengalokasi dana besar-besaran ke sektor itu, namun akan sektor perekonomian kita akan stagnan dan tidak berkembang,” ungkapnya.
Dengan kerja cerdas, beliau menghendaki bagaimana sektor ekonomi bisa bangkit dan berjalan beriringan tanpa mengorbankan sektor pendidikan dan kesehatan. Sehingga ekonomi Kabupaten Lingga bisa tetap tumbuh dan berkembang, agar nantinya bisa mengatasi masalah kesehatan dan pendidikan dengan sendirinya.
“Kita akan melaksanakan peningkatan di bidang infrastruktur, dan membangun pengembangan ekonomi. Lembaga perekonomian seperti koperasi, BUMD, BUMDES harus kita gerakkan, agar mampu berdaya guna dan menghasilkan bagi daerah,” kata beliau.
Ia optimis, dengan dukungan semua pihak, impian untuk mewujudkan Lingga Terbilang bukan hanya menjadi obsesi semata, namun benar-benar bisa diwujudkan dan dirasakan bersama.
(MC/Syaf)