Listrik Sering Padam, Komisi III Desak Bright PLN Batam Tambah Pembangkit Baru
Rabu, 08 Mei 2019
BATAM, Infokepri.com - Komisi III DPRD Kepulauan Riau mendesak Bright PLN Batam segera menambah pembangkit untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Batam, Bintan dan Tanjungpinang. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan pembangunan yang semakin pesat sehingga berdampak pada kebutuhan listrik yang semakin meningkat seperti pembangunan mall, industri, hunian seperti apartemen dan perumahan.
“Selain pesatnya pembangunan, faktor seringnya terjadi pemadaman juga mendasari kami agar Bright PLN Batam segera menambah pembangkit dengan membangun Tanjung Kasam II,” kata anggota Komisi III Irwansyah saat rapat dengar pendapat dengan PT Bright PLN Batam, Selasa (7/5/2019).
Pembangunan Tanjung Kasam II ini juga nantinya akan menambah jumlah pembangkit listrik yang berbahan bakar batu bara.
Menurutnya pembangunan PLTU Tanjung Kasam II adalah yang paling cepat ketimbang harus membangun PLTU lain. Ia mengatakan pembangunan PLTU Tanjung Kasam II ini hanya memerlukan waktu dua tahun dan bisa langsung beroperasi karena sudah ada lahannya serta memiliki pelabuhan bongkar muat batu bara sendiri.
Irwansyah menjelaskan saat ini perbandingan jumlah pembangkit yang menggunakan gas dan batu bara sebesar 75% - 25%. Jumlah tersebut dianggap tidak seimbang, terutama ketika jaringan gas bermasalah atau sedang dalam masa pemeliharaan maka sebagian besar pembangkit di Batam akan berhenti beroperasi dan berakibat pasokan daya listrik berkurang drastis.
Selain itu mengingat tren harga gas yang setiap tahun naik secara otomatis juga mempengaruhi biaya produksi yang akhirnya berimbas pada tarif dasar listrik yang tinggi. Sedangkan untuk batu bara dikatakannya lebih murah.
Saat ini seluruh pembangkit listrik di Batam pada keadaan normal mampu menghasilkan daya sebesar 570 MW. Dari jumlah tersebut Bright masih memiliki daya cadangan sebesar 130 MW ketika pada pemakaian daya puncak sebesar 440 MW.
Wakil Ketua Komisi III Surya Makmur Nasution mengatakan agar Bright PLN Batam dapat memastikan tidak ada pemadaman lagi. “Bright kemarin sudah berjanji tidak akan ada lagi pemadaman pada bulan puasa ini tapi kenyataannya hari Senin (6/5/2019) kemarin masih ada pemadaman,” ujar Surya Makmur.
Surya Makmur ingin Bright PLN Batam lebih optimal lagi dalam mengantisipasi pemadaman listrik, entah apa pun itu alasannya.
Direktur Operasi Bright PLN Batam Awaluddin Hafidz mengatakan pemadaman yang terjadi pada Senin lalu bukan disebabkan turunnya pasokan gas dari Petrochina. “Ada pemeliharaan jalur gas milik Petrochina jadi ada drop pressure yang mengakibatkan mesin pembangkit kami tidak optimal,” jelasnya.
Terkait desakan penambahan pembangkit baru, Awaluddin membenarkan memang komposisi mesin pembangkit Bright saat ini tidak sesuai dengan komposisi yang seharusnya. Komposisi pembangkit semestinya 40-60 antara batu bara dan gas. Saat ini, komposisi pembangkit yang dimiliki Bright yakni 25% batu bara dan 75% gas.
Sehingga ketika ada kendala dengan pasokan gas, pembangkit tersebut tidak bisa beroperasi maksimal.
Selain pasokan gas, penyebab sering terjadinya pemadaman yakni masalah pemeliharaan mesin pembangkit dan kerusakan turbin. Seperti yang terjadi di PLTGU DEB Panaran sehingga menyebabkan penurunan daya sebesar 40 MW. “Pada tanggal 19 Maret lalu di Panaran rusak gas turbinnya sehingga memaksa kami untuk menyewa mesin dari Inggris sampai turbin selesai diperbaiki,” terang Awaluddin.
Kepala Bidang Ketenaga Listrikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan Riau Marzuki mengatakan selain penambahan pembangkit baru, nantinya Dinas ESDM akan melakukan evaluasi terkait pembangkit yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. “Seperti PLTD yang umurnya sudah lama akan kami evaluasi,” tambah Marzuki.
(Ril/Pay)
Selain itu mengingat tren harga gas yang setiap tahun naik secara otomatis juga mempengaruhi biaya produksi yang akhirnya berimbas pada tarif dasar listrik yang tinggi. Sedangkan untuk batu bara dikatakannya lebih murah.
Saat ini seluruh pembangkit listrik di Batam pada keadaan normal mampu menghasilkan daya sebesar 570 MW. Dari jumlah tersebut Bright masih memiliki daya cadangan sebesar 130 MW ketika pada pemakaian daya puncak sebesar 440 MW.
Wakil Ketua Komisi III Surya Makmur Nasution mengatakan agar Bright PLN Batam dapat memastikan tidak ada pemadaman lagi. “Bright kemarin sudah berjanji tidak akan ada lagi pemadaman pada bulan puasa ini tapi kenyataannya hari Senin (6/5/2019) kemarin masih ada pemadaman,” ujar Surya Makmur.
Surya Makmur ingin Bright PLN Batam lebih optimal lagi dalam mengantisipasi pemadaman listrik, entah apa pun itu alasannya.
Direktur Operasi Bright PLN Batam Awaluddin Hafidz mengatakan pemadaman yang terjadi pada Senin lalu bukan disebabkan turunnya pasokan gas dari Petrochina. “Ada pemeliharaan jalur gas milik Petrochina jadi ada drop pressure yang mengakibatkan mesin pembangkit kami tidak optimal,” jelasnya.
Terkait desakan penambahan pembangkit baru, Awaluddin membenarkan memang komposisi mesin pembangkit Bright saat ini tidak sesuai dengan komposisi yang seharusnya. Komposisi pembangkit semestinya 40-60 antara batu bara dan gas. Saat ini, komposisi pembangkit yang dimiliki Bright yakni 25% batu bara dan 75% gas.
Sehingga ketika ada kendala dengan pasokan gas, pembangkit tersebut tidak bisa beroperasi maksimal.
Selain pasokan gas, penyebab sering terjadinya pemadaman yakni masalah pemeliharaan mesin pembangkit dan kerusakan turbin. Seperti yang terjadi di PLTGU DEB Panaran sehingga menyebabkan penurunan daya sebesar 40 MW. “Pada tanggal 19 Maret lalu di Panaran rusak gas turbinnya sehingga memaksa kami untuk menyewa mesin dari Inggris sampai turbin selesai diperbaiki,” terang Awaluddin.
Kepala Bidang Ketenaga Listrikan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan Riau Marzuki mengatakan selain penambahan pembangkit baru, nantinya Dinas ESDM akan melakukan evaluasi terkait pembangkit yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. “Seperti PLTD yang umurnya sudah lama akan kami evaluasi,” tambah Marzuki.
(Ril/Pay)