Pembangunan Bendung dan Saluran Suplesi DI Sei Silau Menelan Anggaran Rp 203,5 Milyar Lebih
Sabtu, 23 Maret 2019
ASAHAN, Infokepri.com – Sejak bulan Oktober 2018 lalu pembangunan bendung Daerah Irigasi (DI) Sei Silau, Asahan telah dikerjakan PT Wijaya Karya – PT Modern KSO sebagai pemenang tender.
Proyek itu dibangun dengan menelan dana sebesar Rp 203.557.904.000,- dari APBN murni dari Kementerian PUPR dan ditargetkan akan selesai pada 31 Desember 2021 mendatang.
Kadis PUPR Kabupaten Asahan Tengku Adi Huzaifah melalui Kadis Kominfo Asahan Rahmat Hidayat Siregar dalam siaran persnya kepada awak media, Jumat (22/3/2019) mengatakan proyek tersebut dikerjakan secara bertahap.
Ia menyebutkan Tahap I yang meliputi pembangunan bendung 1 unit yang berada di desa Buntu Pane Kecamatan Buntu Pane dan pembangunan saluran suplesi sepanjang 8 KM dari bendung menuju ke desa Urung Pane Kecamatan Setia Janji.
Pada tahap II, katanya, dilanjutkan dengan pembangunan saluran suplesi dari desa Urung Pane dan akan berakhir di Dam Serbangan di desa Pondok Bungur Kecamatan Rawang Panca Arga sepanjang 24 Kilometer.
“Pelaksanaan proyek ini sudah melalui tahapan ganti rugi lahan sebanyak 278 Persil dengan luas 57,44 Ha yang berada di 4 desa di Kecamatan Buntu Pane. Keempat desa itu diantaranya adalah : desa Buntu Pane, Ambalutu, Karya Ambalutu dan Prapat Janji dan 2 desa di Kecamatan Setia Janji yakni : desa Sei Silau Barat dan desa Urung Pane.
Ia menyebutkan pasokan air di kecamatan Rawang Panca Arga dan kecamatan Meranti disuplay dari sungai Bunut namun tidak mencukupi dan petani memanfaatkan air untuk persawahannya dari air buangan kebun dan hujan.
“ Lantaran suplay air tidak cukup petani di dua kecamatan itu hanya dapat memanen padi paling banyak 2 kali setahun,” katanya.
Untuk mengatasi permasalahan kekurangan debit air di areal persawahan itu, lanjutnya, Pemerintah Pusat membangun Bendung dan saluran Suplesi tersebut untuk mengaliri persawahan seluas 8.533 Ha di kecamatan Rawang Panca Arga dan sebagian di kecamatan Meranti.
“ Lantaran suplay air tidak cukup petani di dua kecamatan itu hanya dapat memanen padi paling banyak 2 kali setahun,” katanya.
Untuk mengatasi permasalahan kekurangan debit air di areal persawahan itu, lanjutnya, Pemerintah Pusat membangun Bendung dan saluran Suplesi tersebut untuk mengaliri persawahan seluas 8.533 Ha di kecamatan Rawang Panca Arga dan sebagian di kecamatan Meranti.
“Pembangunan Bendung dan saluran Suplesi itu diharapkan agar kelak petani dapat melakukan penanaman padi setahun bisa 3 kali lantaran air selalu tersedia,” katanya.
Pemerintah juga berharap agar pembangunan Bendung dan saluran Suplesi itu dapat membuat petani mengalih fungsikan tanaman kelapa sawitnya ke tanaman tanaman padi karena air sudah tersedia sepanjang waktu.
Jika proyek itu kelak bisa selesai, katanya, diharapkan bisa meningkatkan produksi beras di Sumut khususnya di kabupaten Asahan. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional pemerintah dalam upaya meningkatkan ketersediaan pangan nasional khususnya beras.
Pemerintah juga berharap agar pembangunan Bendung dan saluran Suplesi itu dapat membuat petani mengalih fungsikan tanaman kelapa sawitnya ke tanaman tanaman padi karena air sudah tersedia sepanjang waktu.
Jika proyek itu kelak bisa selesai, katanya, diharapkan bisa meningkatkan produksi beras di Sumut khususnya di kabupaten Asahan. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional pemerintah dalam upaya meningkatkan ketersediaan pangan nasional khususnya beras.
(Gus)