Dit Kesjaor Bersama BTKLPP Gelar Sosialisasi Surveilans Sentinel Arbovirosis Berbasis Laboratorium
Kamis, 05 Juli 2018
BATAM, Infokepri.com – Kementerian Kesehatan RI bersama Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam melakukan Sosialisasi Surveilans Sentinel Arbovirosis Berbasis Laboratorium yang digelar di Hotel Harmoni One, Batam, Kamis (5/7/2018)
Sosialisasi ini dibuka oleh Kasubdit Kesehatan Okupasi Dan Surveilance dit Kesjaor, Dr. Guntur Argana M. Kes, mewakili Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
Kegiatan ini dihadiri oleh pegawai Puskesmas se kota Batam, pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Dinas Kesehatan Kota Batam.
Dalam penjelasan dr Guntur Argana M Kes menjelaskan bagaimana mendeteksi virus seperti virus Dengue yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Sementara itu staf BTKLPP kelas I Batam, Deni saat ditemui sejumlah awak media usai kegiatan sosialisasi tersebut mengatakan kegiatan tersebut merupakan program dari Kementerian RI yang bertujuan untuk memahami dan memantau atau mendeteksi suatu virus di Kota Batam.
“Kami hanya mengambil sample darah si pasien dan meneliti virus apa yang diderita sipasien setelah menemukan virus tersebut kemudian hasil analisanya disampaikan ke pihak rumah sakit yang bersangkutan,” katanya.
Secara epidemiologis, kejadian DBD dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu host – agent – environment, faktor host adalah tingkat kerentanan (susceptibillity) dan respon imun. Faktor lingkungan (environment) yang potensial adalah kondisi geografi seperti ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, dan musim, kondisi demografi seperti kepadatan, mobilitas, perilaku, sosial ekonomi penduduk) dan juga jenis nyamuk sebagai vektor penular penyakit.
(RN/Pay)
“Kami hanya mengambil sample darah si pasien dan meneliti virus apa yang diderita sipasien setelah menemukan virus tersebut kemudian hasil analisanya disampaikan ke pihak rumah sakit yang bersangkutan,” katanya.
Secara epidemiologis, kejadian DBD dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu host – agent – environment, faktor host adalah tingkat kerentanan (susceptibillity) dan respon imun. Faktor lingkungan (environment) yang potensial adalah kondisi geografi seperti ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, dan musim, kondisi demografi seperti kepadatan, mobilitas, perilaku, sosial ekonomi penduduk) dan juga jenis nyamuk sebagai vektor penular penyakit.
(RN/Pay)