Kapal Tenggelam di Danau Toba: 'Arus Bawah dan Vegetasi Air Persulit' Pencarian Korban
Rabu, 20 Juni 2018
SIMALUNGUN, - Hingga Rabu (20/06) sore, total lima korban tewas tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba telah ditemukan. Namun, nasib 178 penumpang lainnya masih belum diketahui, lebih dari 48 jam sejak kapal tenggelam.
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan salah satu alasan
sulitnya menemukan korban dan bangkai kapal, adalah karena adanya arus
bawah dan rimbunnya vegetasi di sejumlah titik Danau Toba.
"Menurut
pengetahuan masyarakat airnya juga mengalir di bawah danau... Dan
sehari setelah tenggelamnya kapal, ombak sangat besar, jadi memungkinkan
sekali (korban) terbawa arus ke sana kemari," kata Kepala BPBD Sumatera
Utara, Riadil Lubis, kepada BBC News Indonesia, Rabu (20/06).
Selain
itu, Riadil menambahkan, lekukan-lekukan dan sejumlah tanaman di dalam
danau dikhawatirkan membuat 'korban tersangkut atau tersembunyi'
sehingga sulit terapung.
Sepanjang Rabu, Tim SAR telah menemukan empat jenazah.
Sepanjang Rabu, Tim SAR telah menemukan empat jenazah.
"Penemuan
pada pukul 08:00, 10:40 dan 15:00. Sehingga total ada lima jenazah.
Sementara korban selamat berjumlah 18 orang," tutur Riadil.
KM
Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/06) sekitar pukul 17:15 WIB, saat
berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Pulau Samosir, menuju ke Tigaras,
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Sejumlah korban yang menaiki kapal sedang berwisata menikmati libur lebaran.
Sejumlah korban yang menaiki kapal sedang berwisata menikmati libur lebaran.
Pencarian diperluas ketiga zona
Khawatir korban dan kapal terbawa arus bawah, tim SAR pun mulai Rabu pagi telah memperluas pencarian menjadi tiga zona.
"Zona
satu itu di TKP lokasi tenggelamnya kapal. Di sana tim menyelam hingga
kedalaman 25 meter. Zona dua itu terletak 100 meter di sebelah kanan
TKP. Sementara zona tiga berlokasi 100 meter di sebelah kiri TKP,"
ungkap Riadil.
Dilansir BBC News Indonesia, Rabu (20/06),
Riadil mengungkapkan bahwa pencarian korban dan kapal akan menantang,
karena Danau Toba memiliki kedalaman 900 meter.
Lalu apakah penyelaman sampai kedalaman 25 meter efektif untuk mencari korban?
"Kedalaman
900 meter itu kan yang paling dalam. Di sana-sini tidak sampai segitu.
Nah, sekarang cuaca agak cerah, bagus, gelombang danau agak baik,
tenang, semoga pencarian bisa ada hasil," jawab Riadil.
Namun, hingga Rabu sore dan setelah zona pencarian diperluas, tanda-tanda keberadaan kapal dan korban tetap belum diketahui.
Kapasitas kapal hanya 43 penumpang
Di tempat terpisah, Kementerian Perhubungan mengonfirmasi bahwa KM Sinar Bangun kelebihan muatan.
"Kapal
(ini) berukuran 35 GT (gross tonage) berkapasitas 43 orang. Kapal
kecil," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dalam
konferensi pers di kantornya di Jakarta, Rabu (20/06).
Budi
pun mengilustrasikan bahwa untuk kapal dengan ukuran tersebut, sebanyak
80 penumpang masih bisa diangkut, "tetapi kalau 200 (penumpang) mungkin
tidak cukup".
Dipaparkannya, ketika berlayar dari Pulau
Samosir ke Simalungun, KM Sinar Bangun, dihadang cuaca buruk; hujan
deras dan angin kencang. Tidak hanya itu, gelombang danau disebut Budi
mencapai dua meter.
Kondisi tersebut diperburuk dengan
kurangnya jaket pelampung yang "jumlahnya hanya 45 buah. Bayangkan
penumpang sebanyak itu (lebih 180 orang), banyak yang tidak pakai life
jacket," tutur Menhub.
Budi pun mengungkapkan pencarian
korban akan dilakukan sampai tujuh hari ke depan dan apabila diperlukan
akan ditambah tiga hari.
(www.bbc.com)