Asisten Gubernur BI : Potensi Pengembangan Industri di Batam Perlu Dimaksimalkan
Kamis, 12 April 2018
BATAM, Infokepri.com – Bank Indonesia bersama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah akan menggelar Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah (Rakorpusda) 2018 pada esok (Jumat, 14 April 2018). Rakorpusda ke 15 tahun ini merupakan yang kedua kalinya di gelar di Batam dan akan dihadiri oleh Gubernur BI, Menteri Perekonomian, Perindustrian,Perdagangan, Dubes RI- Singapura, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun dan Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo.
Rakorpusda ke 15 ini mengambil thema “Pengembangan Industri Beroreantasi Ekspor melalui Perluasan Akses Pasar dan Optialisasi Industri”.
Asisten Gubernur BI, Dody Budi Waluyo saat menggelar pertemuan dengan sejumlah awak media saat pembukaan Pra - Rakorpusda 2018 di Radisson Hotel, Sukajadi, Batam. Kamis 14 April 2018 mengatakan melalui kegiatan ini kita mencoba untuk turun langsung mengenai permasalahan dan isu di Pemerintah, Lembaga dan Publik untuk kita bersama - sama mencari solusinya.
Pembukaan Pra –Rakorpusda 2018 ini juga dihadiri oleh Deputi Kemenko Perekonomian dan Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri.
Dody Budi Waluyo mengatakan provinsi Kepulauan Riau khususnya Batam berada di Selat Malaka dan merupakan jalur utama perdagangan dunia dan bagian dari kawasan Free Trade Zone (FTZ).
“Batam merupakan salah satu penopang ekspore manufaktur medium-high tech nasional (elektronik) untuk itu potensi pengembangan Industri di Batam perlu dimaksimalkan untuk mendukung pencapaian surplus transaksi berjalan,” katanya.
Ia mengatakan tatanan Industri manufaktur harus tumbuh lebih pesat yang nantinya tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik tetapi berorentasi ekspor dan yang terpenting mampu menyerap tenaga kerja.
Dengan memperkuat koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah daerah, dan Bank Indonesia untuk debottlenecking permasalahan-permasalahan terkait penguatan industri beroreantasi ekspor (padat karya maupun technology intensive).
Merumuskan upaya konkrit yang secara struktural dapat mengatasi permasalahan yang menghambat penguatan industri.
"Jadi strategi penting ini nantinya bisa menjadi salah satu pilihan manufaktur yang akan diberikan pada Pemerintah maupun Swasta," pungkasnya
Ditempat yang sama, Deputi Bidang Ekonomi Macro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir menuturkan, untuk mendorong suatu produktivfitas suatu negara, harus mendorong sektor industri.
"Dan sekarang ini menjadi perhatian Pemerintah, bagaimana sektor industri bisa kembali kepada masa kejayaannya," ungkapnya.
Menurutnya, kalau tidak bisa mengembangkan sektor industri, maka ketergantungan bahan baku terhadap industri itu akan sangat tinggi, sehingga daya saing akan menjadi lebih rendah didalam pasar ekonomi global.
Oleh karena itu Bank Indonesia bersama kementerian Perekonomian mengajak pemerintah untuk memetakkan, permasalahan apa yang sebenarnya terjadi serta bagaimana mempercepat perumbuhan di sektor industri.
(AP/Pay)
(AP/Pay)